Dalam menghadapi tantangan industri rantai pendingin atau cold chain yang semakin kompleks tahun 2025, McEasy bersama Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menggelar webinar bertajuk “Smart Cold Chain: Digitalisasi Transportasi dan Manajemen Rantai Pendingin”.
Webinar ini berfokus pada tren dan tantangan cold chain tahun 2025, peran digitalisasi rantai pendingin dalam menjawab tantangan operasional, serta studi kasus nyata dari pelaku industri cold chain yang telah merasakan manfaat nyata dari digitalisasi rantai pendingin.
Daftar Isi

Tren dan Tantangan Cold Chain 2025
Dalam pemaparannya, Hasanuddin Yasni mengungkapkan bahwa industri rantai pendingin menghadapi perubahan signifikan pada 2025. Tren mencakup peningkatan permintaan pengiriman cepat dan digitalisasi proses monitoring.
“Lonjakan kebutuhan logistik cold chain di 2025 akan terus meningkat, seperti makanan segar maupun olahan makanan. Namun, di sisi lain, tantangan seperti risiko kerusakan muatan dan kebutuhan visibilitas real-time menuntut rantai pendingin untuk bertransformasi. Dan digitalisasi melalui sistem monitoring real-time menjadi solusi yang signifikan dalam menjawab kebutuhan tersebut dengan lebih efisien.” jelas Hasanuddin Yasni, Ketua Umum ARPI.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara industri dan penyedia teknologi untuk menciptakan sistem rantai pasok yang efisien.
Solusi McEasy: Solusi Nyata Menjawab Tantangan Operasional Cold Chain
Mewakili McEasy, Hibatul Ghazi memaparkan solusi digital yang ditawarkan untuk menunjang digitalisasi transportasi dan manajemen cold chain secara lebih efisien dan aman. McEasy menawarkan perangkat sensor dan sistem monitoring real-time yang terintegrasi dalam satu platform.
“Dengan perangkat sensor dari McEasy seperti iTemp, iDoor, dan GPS, kami membantu pelaku industri cold chain mendapatkan visibilitas penuh terhadap kondisi suhu truk berpendingin hingga posisi armada kendaraan secara real-time. Ini membantu menjaga kualitas muatan dan keamanan pengiriman.” ujar Hibatul Ghazi, Senior Product Manager McEasy.
Menurutnya, penerapan teknologi McEasy dapat mengurangi potensi kerusakan muatan, meningkatkan efisiensi dan keamanan pengiriman.
Studi Kasus: Penerapan Digitalisasi oleh Indofresh dan Superkul
Webinar ini juga menampilkan praktik terbaik dari dua klien McEasy yang telah sukses menerapkan digitalisasi melalui teknologi sensor dari McEasy pada proses operasional cold chain mereka.
Sebagai salah satu perusahaan cold chain ternama di Indonesia, Indofresh atau perusahaan distributor buah dan sayur, serta Superkul atau perusahaan logistik untuk muatan yang membutuhkan suhu dingin, telah berhasil mengatasi tantangan operasional di lapangan dengan digitalisasi melalui solusi McEasy.

Selain berhasil mengatasi tantangan operasional di lapangan, penerapan solusi McEasy ini membantu keduanya dalam meningkatkan efisiensi operasional pengiriman, serta menekan risiko kerusakan muatan akibat ketidaksesuaian suhu pada armada atau transportasi berpendingin.
Dengan demikian, webinar ini menegaskan bahwa digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan dalam menghadapi tantangan rantai pasok berpendingin. McEasy dan ARPI sepakat bahwa transformasi digital adalah langkah strategis menuju sistem logistik dingin yang lebih efisien dan aman.
Ketahui lebih lanjut mengenai solusi McEasy untuk operasional cold chain di https://www.mceasy.com/industri/rantai-pendingin/ atau konsultasikan kebutuhan operasional bisnis Anda bersama tim kami.